Minggu, 23 Agustus 2009

BUYA HAMKA

Buya Hamka adalah sosok guru agama bagiku.

Pertama kali aku mengenalnya pada bulan Ramadhan tahun 1981 melalui program Kuliah Subuh di RRI. Pada waktu itu rumah kami di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang belum lagi ada catuan listrik PLN sehingga radio transistor yang menggunakan baterai merupakan sarana penyampaian informasi yang dihandalkan termasuk untuk mendengarkan dakwah-dakwah baik lokal maupun nasional.

Aku masih ingat dari loudspeaker radio transistor 3 band CONION dengan 3 baterai itulah suara Buya Hamka aku dengar.

Namun sedihnya justru di bulan Ramadhan itu pula Buya Hamka meninggalkan ummat ini. Berita meninggalnya Buya aku peroleh dari warta berita RRI pada malam hari tanggal 27 Ramadhan 1401 H membuatku langsung keluar rumah dan menatap langit malam seraya berdoa semoga....

Beberapa tahun berlalu aku mendapatkan bahwa nenekku (almarhumah Hajjah Siti Dahnial Tanjung) ada menyimpan kaset-kaset kuliah Buya Hamka seperti Pegangan Hidup, Bersyukurlah, Dari Gelap Menuju Terang, Puasa dan Haji.

Beberapa tahun kemudian (kira-kira antara 1999 s.d. 2001) dalam suatu perjalan dinas ke kota Padang di suatu Shopping Center aku membeli delapan kaset Kuliah Subuh Buya Hamka di RRI Jakarta seperti Cinta, Haus, Tafsir Surah Al Baqarah, Hidup Sesudah Mati, Menjawab Surat Pendengar.

Antara tahun 2001 s.d. 2005 seorang ustadz di Tembung ada meminjam sebuah kaset Buya Hamka tersebut dan dia tak dapat mengembalikannya lagi karena hilang.

Alhamdulillah sekarang aku sudah berhasil merubah suara dakwah Buya Hamka dari kaset menjadi file digital MP3 dan bahkan sudah kurubah menjadi file mpeg dengan menambahkan photo-photo Buya Hamka yang kuperoleh dari buku-buku terbitan Panji Masyarakat dan dari facebook. Dan yang lebih menggembirakan lagi adalah sejak Bulan Agustus 2008 sampai Agustus 2009 aku sudah menyimpan semua rekaman Buya Hamka yang kumiliki ke www.youtube.com sehingga semua orang di seluruh dunia dapat mendengarkan rekaman kuliah Buya Hamka. Sebagaimana apa yang pernah disampaikan Buya bahwa kenangan orang lain terhadap diri kita adalah merupakan umur kita yang kedua walaupun kita sudah meninggal dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar